Pada sintesis organik reaksi pembentukan ikatan C-C dapat
digolongkan atas 3 jenis berdasarkan gaya dorong reaksinya,yaitu: kondensasi
aldol, reaksi Grignard dan reaksi Diels-Alder
A. Kondensasi aldol
Kondensasi aldol adalah sebuah reaksi organik antara ion enolat dengan senyawakarbonil , membentuk β-hidroksialdehida atau
β-hidroksiketon dan diikuti dengandehidrasi,
menghasilkan sebuah enon terkonjugasi.
Kondensasi aldol sangatlah penting dalam sintesis
organik karena
menghasilkan ikatan karbon-karbon dengan baik. Kondensasi aldol umumnya
didiskusikan pada pelajaran kimia
organik tingkat
universitas. Dalam bentuk yang biasa, ia melibatkan adisi nukleofilik sebuahenolat keton ke sebuah aldehida,
membentuk β-hidroksi keton, atau sebuah "aldol" (aldehida + alkohol),
sebuah unit struktural yang dijumpai pada molekul alami dan obat-obatan.
Nama kondensasi aldol juga umumnya digunakan untuk merujuk reaksi aldol itu sendiri yang dikatalisasi oleh aldolase (terutama dalam biokimia).
Namun reaksi aldol sebenarnya bukanlah sebuah reaksi kondensasi karena ia tidak melibatkan pelepasan
molekul yang kecil.
Reaksi antara keton dengan aldehida (kondensasi aldol silang) atau antara
dua aldehida juga dinamakan Kondensasi Claisen-Schmidt. Nama reaksi ini berasal
dari Rainer Ludwig Claisendan J. G. Schmidt yang secara terpisah mempublikasi
topik ini pada tahun 1880 dan 1881.
Bagian pertama reaksi ini adalah sebuah reaksi aldol,
sedangkan bagian kedua reaksi ini adalah reaksi dehidrasi.
Dehidrasi dapat diikuti oleh dekarboksilasi ketika terdapat sebuah gugus karboksil yang
aktif. Produk adisi aldol dapat didehidrasi via dua mekanisme, yakni mekanisme enolat yang
menggunakan basa kuat
dan mekanisme enol yang
menggunakan katalis asam.
Dalam bidang industri, proses Aldok yang dikembangkan oleh Royal Dutch Shell dan Exxon mengubahpropilena dan syngas secara
langsung menjadi 2-etilheksanol via hidroformilasi menjadi butiraldehida, kondensasi aldol menjadi 2-etilheksenal dan akhirnya hidrogenasi.
B. Reaksi Grignard
Reaksi Grignard ditemukan oleh kimiawan Perancis Auguste Victor Grignard
(1871-1935) di tahun 1901. Tahap awal reaksi adalah reaksi pembentukan
metilmagnesium iodida, reagen Grignard, dari reaksi antara alkil halida (metil
iodida dalam contoh di bawah ini) dan magnesium dalam dietil eter kering.
CH3I +
Mg –> CH3MgI
Anda pasti melihat bahwa magnisium terikat langsung dengan karbon. Senyawa
semacam ini yang sering disebut sebagai reagen Grignard dengan ikatan C-logam
dimasukkan dalam golongan senyawa organologam. Ikatan C-logam sangat labil dan
mudah menghasilkan kabanion seperti CH3- setelah putusnya ikatan
logam-karbon. Ion karbanion cenderung menyerang atom karbom bermuatan positif.
Telah dikenal luas bahwa atom karbon gugus aldehida atau gugus keton bermuatan
positif karena berikatan dengan atom oksigen yang elektronegatif. Atom karbon
ini akan diserang oleh karbanion menghasilkan adduct yang akan menghasilkan
alkohol sekunder dari aldehida atau alkohol terseir dari keton setelah
hidrolisis.
C6H5CHO + CH3MgI –> C6H5CH(CH3)OMgI
benzaldehida
C6H5CH(CH3)OMgI + HCl –> C6H5CH(CH3)OH
+ MgClI
1-fenilletanol
C6H5COC2H5 + CH3MgI –> C6H5CH(CH3)(C2H5)
OMgI
propiofenon
propiofenon
C6H5CH(CH3)(C2H5)OMgI
+ HCl –> C6H5CH(CH3)(C2H5)OH
+ MgClI
2-fenil-2-butanol
2-fenil-2-butanol
Reaksi Grignard adalah contoh reaksi senyawa oragnologam. Karena berbagai
jenis aldehida dan keton mudah didapat, berbagai senyawa organik dapat
disintesis dengan bantuan reaksi Grignard.
C. Reaksi Diels-Alder
Gaya dorong reaksi Grignard adalah tarik-menarik antara dua
muatan listrik yang berbeda antara dua atom karbon. Reaksi semacam ini disebut
dengan reaksi ionik atau reaksi polar. Ada pula jenis lain reaksi organik.
Salah satunyaa adalah reaksi radikal, yang gaya dorongnya adalah radikal
reaktif yang dihasilkan dalam reaksi. Bila dihasilkan radikal fenil, radikal
ini akan menyerang molekul benzene akan menghasilkan bifenil.
C6H5 + C6H6 –> C6H5- C6H5 + H
Sebagian besar reaksi organik diklasifikasikan dalam reaksi ionik dan reaksi radikal. Di pertengahan pertama abad 20, kemudian muncul, golongan lain reaksi yang tidak dapat dimasukkan dalam dua golongan tadi. Salah satu yang khas adalah reaksi Diels-Alder yang ditemukan di tahun 1928 oleh dua kimiawan Jerman Paul Hermann Diels (1876-1954) dan Kurt Alder (1902-1958).
Dalam reaksi ini butadiena yang secara muatan netral bereaksi dengan anhidrida maleat yang juga netral menghasilkan produk siklik.
Menariknya, ternyata kemudaian banyak contoh reaksi semacam ini: diena (senyawa dengan ikatan rangkap) dan alkena diaktivasi oleh gugus karbonil dan bereaksi menghasilkan produk siklik. Harus ditambahkan bahwa tidak ada reaksi antara dua molekul butadiena atau dua anhidrida maleat.
Di tahun 1965, dua kimiawan Amerika, Woodward dan Roald Hoffmann (1935-) menjelaskan bahwa jenis reaksi ini bukan reaksi ionik maupun reaksi radikal, tetapi reaksi yang dihasilkan oleh tumpang tindih orbital molekul dua reaktan. Interpretas ini memungkinakan elusidasi mekanisme reaksi yang sebelumnya belum dikenal.
Menurut mereka, interaksi yang disukai akan ada bila salah satu reaktan (misalnya butadiena) memiliki empat elektron π dan reaktan lain (misalnya anhidrida maleat) memiliki elektron πmenghasilkan produk siklik. Dapat ditunjukkan bahwa orbital molekul yang terisi dengan energi tertinggi [highest occupied molecular orbitals (HOMO)] dan orbital molekul tak terisi terendah [lowest unoccupied molecular orbitals (LUMO)] yang mngatur jalannya reaksi. Pada waktu yang sama Kenichi Fukui (1918-1999) menamakan orbital-orbital ini orbital frontir (frontier orbital).
C6H5 + C6H6 –> C6H5- C6H5 + H
Sebagian besar reaksi organik diklasifikasikan dalam reaksi ionik dan reaksi radikal. Di pertengahan pertama abad 20, kemudian muncul, golongan lain reaksi yang tidak dapat dimasukkan dalam dua golongan tadi. Salah satu yang khas adalah reaksi Diels-Alder yang ditemukan di tahun 1928 oleh dua kimiawan Jerman Paul Hermann Diels (1876-1954) dan Kurt Alder (1902-1958).
Dalam reaksi ini butadiena yang secara muatan netral bereaksi dengan anhidrida maleat yang juga netral menghasilkan produk siklik.
Menariknya, ternyata kemudaian banyak contoh reaksi semacam ini: diena (senyawa dengan ikatan rangkap) dan alkena diaktivasi oleh gugus karbonil dan bereaksi menghasilkan produk siklik. Harus ditambahkan bahwa tidak ada reaksi antara dua molekul butadiena atau dua anhidrida maleat.
Di tahun 1965, dua kimiawan Amerika, Woodward dan Roald Hoffmann (1935-) menjelaskan bahwa jenis reaksi ini bukan reaksi ionik maupun reaksi radikal, tetapi reaksi yang dihasilkan oleh tumpang tindih orbital molekul dua reaktan. Interpretas ini memungkinakan elusidasi mekanisme reaksi yang sebelumnya belum dikenal.
Menurut mereka, interaksi yang disukai akan ada bila salah satu reaktan (misalnya butadiena) memiliki empat elektron π dan reaktan lain (misalnya anhidrida maleat) memiliki elektron πmenghasilkan produk siklik. Dapat ditunjukkan bahwa orbital molekul yang terisi dengan energi tertinggi [highest occupied molecular orbitals (HOMO)] dan orbital molekul tak terisi terendah [lowest unoccupied molecular orbitals (LUMO)] yang mngatur jalannya reaksi. Pada waktu yang sama Kenichi Fukui (1918-1999) menamakan orbital-orbital ini orbital frontir (frontier orbital).
Pertanyaan :
1. Mengapa
karbon selalu rangkap dua dengan oksigen?
2. Jelaskan mengenai atom C sekunder, tersier, dan primer !
3 . Mengapa senyawa karbon dikenal dengan istilah senyawa
organik? Tepatkah jika senyawa-senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi
digolongkan sebagai senyawa organik? Jelaskan jawabanmu!
saya mencoba menjawab pertanyaan no 1:
BalasHapusKarbon memiliki enam buah elektron. Dua pada orbital 1s dari molekul. Lalu dua yang selanjutnya pada orbital 2s. Sisanya akan terbagi satu satu dalam orbital 2p. Hal ini karena orbital 2p memiliki tingkat energi yang sama dan stabil pada keadaan sendiri.
Struktur elektron Karbon biasanya ditulis sebagai 1s2,2s2,2px1,2py1.
sedangkan atom oksigen
Struktur elektronik dari oksigen adalah 1s2,2s2,2px2,2py1,2pz1.
Saat ini dua buah orbital hybrid sp2 mengandung elektron tidak berpasangan.Overlap End-to-end antara orbital atom yang saling berhadapan menghasilkan ikatan sigma..dan terjadi overlap pada sisi dari orbital p.ikatan pada sisi yang lain menghasilkan ikatan pi. Jadi seperti pada C=C ,C=O terbuat dari ikatan sigma dan ikatan pi.sehingga terbentuk ikatan rangkap dua antara karbon dan oksigen.Distribusi dari elektron pada ikatan pi lebih tersdistorsi ke arah oksigen dari pada karbon karena oksigen lebih elektronegative daripada karbon.
untuk pertanyaan no.2 menurut pendapat saya adalah
BalasHapusMacam-macam atom karbon, yaitu atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Keistimewaan atom karbon yang dapat membentuk ikatan kovalen sebanyak 4 buah dan kemampuannya dalam membentuk rantai karbon, menyebabkan atom karbon mempunyai kedudukan yang berbeda-beda. Kedudukan tersebut adalah:
Atom karbon primer, adalah atom karbon yang terikat langsung pada 1 atom karbon yang lain.
Atom karbon sekunder, adalah atom karbon yang terikat langsung pada 2 atom karbon yang lain.
Atom karbon tersier, adalah atom karbon yang terikat langsung pada 3 atom karbon yang lain.
untuk pertanyaan no 1, jawaban saya :
BalasHapuskarena Karbon memiliki enam buah elektron. Dua pada orbital 1s dari molekul. Lalu dua yang selanjutnya pada orbital 2s. Sisanya akan terbagi satu satu dalam orbital 2p. Hal ini karena orbital 2p memiliki tingkat energi yang sama dan stabil pada keadaan sendiri.
Struktur elektron Karbon biasanya ditulis sebagai 1s2,2s2,2px1,2py1.
Saya akan menjawab pertanyaan nomor 2:
BalasHapusBerdasarkan jumlah atom C yang diikat, atom C dapat dibedakan menjadi:
a.Atom C primer, adalah atom C yang terikat pada 1 atom C lain.
b.Atom C sekunder, adalah atom C yang terikat pada 2 atom C lain.
c.Atom C tersier, adalah atom C yang terikat pada 3 atom C lain.
saya akan menjawab pertanyaan no. 2.
BalasHapus1. Atom karbon primer (dilambangkan dengan 1°) adalah atom-atom karbon yang mengikat satu atom karbon tetangga.
2. Atom karbon sekunder (dilambangkan dengan 2°) adalah atom-atom karbon yang mengikat dua atom karbon tetangga.
3. Atom karbon tersier (dilambangkan dengan 3°) adalah atom-atom karbon yang mengikat tiga atom karbon tetangga.
untuk pertanyaan no 2
BalasHapusBerdasarkan jumlah atom C yang diikat, atom C dapat dibedakan menjadi:
a.Atom C primer, adalah atom C yang terikat pada 1 atom C lain.
b.Atom C sekunder, adalah atom C yang terikat pada 2 atom C lain.
c.Atom C tersier, adalah atom C yang terikat pada 3 atom C lain.