"Jika A adalah sukses dalam hidup, maka A = X + Y + Z. X adalah bekerja, Y adalah bermain, dan Z adalah menjaga lisan" ... "Kecerdasan tidak banyak berperan dalam proses penemuan. Ada suatu lompatan dalam kesadaran, sebutlah itu intuisi atau apapun namanya, solusinya muncul begitu saja dan kita tidak tahu bagaimana atau mengapa" ... "Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak" ... with love :)

Sabtu, 21 Desember 2013

Senyawa Kompleks

A.    Ligan ( Pengertian dan Pembagian Ligan )
Ligan merupakan basa Lewis yang memiliki pasangan elektron bebas (lone pair electron), misalnya ligan NH3, H2O dan Cl-atau memiliki pasangan elektron p, misalnya ligan C2H2 (asetilena), C2H4 (etilena) dan C6H6 (benzena).Suatu ligan dapat memiliki elektron yang tidak berpasangan di samping pasangan elektron p misalnya ligan C5H5 (siklopentadienil), C3H5 (alil) dan NO (nitrosil). Di dalam ligan terdapat atom donor yaitu atom yang memiliki pasangan elektron bebas atau atom yang terikat melalui ikatan p.Melalui atom-atom donor tersebut suatu ligan mengadakan ikatan kovalen koordinasi dengan atom atau ion pusat yang ada.Berdasarkan jumlah atom donor yang dimilikinya, ligan dapat dikelompokkan sebagai ligan monodentat, bidentat, tridentat, dan seterusnya. Atom dalam ligan yang menyumbangkan pasangan elektron disebut atom donor. ikatan logam untuk atom yang melalui satu atom ligan disebut monodentat Sebuah ligan bidentat pada atom logam melalui dua atom ligan. Polydentate mengacu pada beberapa titik lampiran oleh satu ligan. Kalau cincin beranggota enam-lima dihasilkan oleh ikatan ligan polydentate, kompleks ini disebut sebuah khelat.

B.     Tata Nama Senyawa Kompleks
            Tatanama senyawa kompleks terbagai menjadi dua jenis yaknitatanama sistematik dan tatanama umum:
Tata Nama Umum
              Tatanama umum kini jarang bahkan tidak digunakan lagi. Hal ini disebabkan tatanama dengan cara ini hanya didasarkan atas nama penemu atau warna yang dimiliki senyawa koordinasi.
Berikut adalah beberapa contoh senyawa koordinasi yang penamaannya didasarkan atas nama penemunya:
Garam Vauquelin
:
[Pd(NH3)4] [PdCl4]
Garam Magnus
:
[Pt(NH3)4] [PtCl4]
Senyawa Gmelin
:
[Co(NH3)6]2(C2O4)3
Garam Zeise
:
K[PtCl3(C2H4)].H2O

Sedangkan nama senyawa koordinasi yang didasarkan atas warna yang dimiliki adalah:
Biru prusia (prusian blue)
:
KFe[Fe(CN)6].H2O
Kompleks luteo (kuning)
:
[Co(NH3)5Cl]Cl2
Kompleks praseo (hijau)
:
[Co(NH3)4Cl2]
Alasan-alasan nama umum jarang digunakan atau tidak digunakan:
1) Banyak senyawa kompleks yang berbeda namun disintesis oleh orang yang sama
2) Banyak senyawa kompleks yang berbeda namun memiliki warna yang sama.
Tata Nama Sistematik
Tata nama sistematik dibagi menjadi dua cara yakni
1) Tata nama yang didasarkan atas nama dan jumlah ligan yang ada serta nama atom pusat beserta tingkat oksidasinya. Bilangan oksidasinya ditulis di dalam tanda kurung menggunakan angka Romawi. Anggka Romawi yang diberikan disebut Angka Stock.
2) Tata nama yang didasarkan atas nama dan jumlah ligan, nama atom pusat serta muatan dari kompleks yang ada. Angka arab yang digunakan dapat berupa tanda positif atau negatif yang menunjukan muatan ion kompleks, angka Arab ini disebut angka Ewens-Bassett.
Tatanama Ligan
Tatanama Ligan netral
Tatanama ligan netral adalah seperti nama senyawanya kecuali untuk beberapa ligan seperti yang tertera pada Tabel.
Ligan
Nama senyawa
Nama ligan
MeCN
Asetonitril
Asetonitril
En
Etilenadiamina atau 1,2-diaminoetana
Etilenadiamina
Py
Piridina
Piridina
AsPh3
trifenillarsina
trifenillarsina
phen
1,10-fenantrolina atau o-fenantrolina
1,10-fenantrolina
Perkecualian
H2O
Air
Aqua
NH3
Amonia
Amina atau azana
H2S
Hidrogen sulfida
Sulfan
H2Te
Hidrogen telurida
Telan
CO
Karbon monooksida
Karbonil
CS
Karbon monosulfida
Tiokarbonil
NO
Nitrogen monooksida
Nitrosil
NO2
Nitrogen monooksida
Nitril
NS
Nitrogen monosulfida
Tionitrosil
SO
Nitrogen monoksida
Sulfinil atau tionil
SO2
Belerang dioksida
Sulfonil atau sulfulir

Tatanama Ligan bermuatan negatif
Ligan negatif dapat berupa:
· Ion sisa asam. Ion sisa asam namanya dapat berakhiran –da, -it atau –at, misalnya klorida (Cl‾), nitrit (NO2‾) dan nitrat (NO3‾)
· Ion bukan sisa asam. Ion bukan sisa asam namanya biasanya berakhiran –da, misalnya nitrida (N3‾) dan ozonida.
Jika berlaku sebagai ligan baik ion sisa asam maupun ion bukan sisa asam yang berakhiran –da, diganti dengan akhiran –do, kecuali untuk beberapa ligan yang tertera pada Tabel.
 Rumus kimia
Nama ion
Nama ligan
NH2
Amida
Amido
NH2
Imida
Imido
N3
Nitrida
Nitrido
N3
Azida
Azido
S2
Sulfida
Sulfido
O3
Ozonida
Ozonido
Perkecualian
F‾
Fluorida
Fluoro
Cl‾
Klorida
Kloro
Br‾
Bromida
Bromo
I‾
Iodida
Iodo
O2
Oksida
Okso atau oksido
O22
Peroksida
Perokso
Te2
Telurida
Telurokso atau telurido
S2
Sulfida
Tio, tiokso atau sulfido
H‾
Hidrida
Hidro atau hidrido
SH‾
Hidrogen sulfida
Merkapto atau sulfanido
RO‾
Alkoksida
Alkoksi
C6H5O‾
Fenoksida
Fenoksi
CN‾
Sianida
Siano

Sedangkan untuk ion sisa asam yang berakhiran -it atau -at jika sebagai ligan akhirannya ditambah dengan akhiran –o, seperti yang tertera pada Tabel.

Rumus kimia
Nama ion
Nama ligan
ONO‾
Nitrit
Nitrito
NO2
Nitrit
Nitro
ONO2
Nitrat
Nitrato
OSO22‾
Sulfit
Sulfito
OSO32‾
Sulfat
Sulfato
OCN‾
Sianat
Sianato
SCN‾
Tiosianat
Tiosianato
CO32
Kabonat
Karbonato

              Ligan bermuatan positif sangat jarang dijumpai pada senyawa kompleks oleh sebab itu tidak dibahas pada bagian ini. Salah satu ligan yang bermuatan positif adalah H2N-CH2-NH3+.
              Dalam menulis ligan pada senyawa koordinasi biasanya atom donor selalu ditulis didepan, kecuali H2O, H2S dan H2Te. Misalnya untuk ion nitrit (NO2‾), jika N sebagai atom donor maka penulisan ligannya adalah NO2‾ sedangkan apabila O yang bertindak sebagai atom donor maka penulisan ligannya adalah ONO‾.
Urutan Penyebutan Ligan
1.  Apabila di dalam senyawa kompleks terdapat lebih dari satu ligan makaurutan penyebutan ligan adalah secara alfabetis tanpa memperhatikan jumlah dan muatan ligan yang ada. Pada aturan lama ligan yang disebut terlebih dahulu adalah ligan yang bermuatan negatif secara alfabet kemudian diikuti dengan ligan netral yang disebut secara alfabet pula.
2.  Urutan penyebutan ligan adalah urutan berdasarkan alfabet pada nama ligan yang telah di Indonesiakan. Misalnya alfabet awal untuk Cl‾ adalah kmeskipun dalam bahasa inggris nama chloro dengan alfabet awal c. Sebagai contoh nama untuk senyawa kompleks [Co(en)2Cl2]+ adalah
Ion bis (etilenadiamina)diklorokobalt(III) (benar)
Diklorobis (etilenadiamina)kobalt(III) (salah)
3.  Jumlah ligan yang ada dapat dinayatakan dengan awalan di, tri. Tetra dan seterusnya. tetapi apabila awalan-awalan tersebut telah digunakan untuk menyebut jumlah substituen yang ada pada ligan maka jumlah ligan yang ada dinyatakan dengan awalan bis, tris, tetrakis dan seterusnya. misalnya di dalam suatu senyawa kompleks terdapat dua ligan PPh3 maka disebut dengan bis(trifenilfosfina) bukan di(trifenilfosfina).
4.  Ligan-ligan yang terdiri dari dua atom atau lebih ditulis dalam tanda kurung.
Tatanama Senyawa Kompleks Netral
1) Nama senyawa kompleks netral ditulis dalam satu kata.
2) Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan
3) Menulis atau menyebut nama atom pusat serta bilangan oksidasi dari atom pusatyang ditulis dengan anggka Romawi. Dan bilangan oksidasi atom pusat yang harganya nol tidak perlu dituliskan.
Contoh
[Co(NH3)3(NO2)3]
:
triaminatrinotrokobaltt(III)
[Ni(CO)4]
:
tetrakarbonilnikel
[Fe(CO)5]
:
pentakarbonilbesi
[Fe(CO)2(NO)2]
:
dikarbonildinitrosilbesi
[Co(CO)3(NO)]
:
trikarbonilnitrosilkobalt
Keterangan: triaminatrinotrokobaltt(III) merupakan kompleks dengan biloks = 0, selain itu merupakan kompleks dengan biloks 1.
Senyawa Kompleks Ionik
Senyawa kompleks ionik kation sebagai ion kopleks
penamaannya adalah sebagai berikut:
1) Diawali dengan menulis atau menyebut kata ion
2) Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan yang dimiliki
3) Menulis atau menyebut nama atom pusat diikuti bilangan oksidasi yang ditulis dalam anggka Romawi.
Selain cara di atas penamaan dapat dilakukan dengan cara berikut:
1) Diawali dengan menulis atau menyebut kata ion
2) Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan yang dimiliki
3) Menulis atau menyebut nama serta muatan dari ion kompleks yang ditulis dengan anggka Arab.
Contoh
Kompleks
Spesi yang ada
Nama
[Cu(NH3)4]2+
Cu2+ dan 4NH3
ion tetraaminatembaga(II), atau Ion tetraaminatembaga(2+)
[Co(NH3)4Cl2]+
Co3+, 4NH3, dan 2Cl‾
ion tetraaminadiklorokobalt(II) atau ion tetraaminadiklorokobalt(1+)
[Pt(NH3)4]2+
Pt2+, dan 4NH3
ion tetraaminaplatina(II) atau iontetraaminaplatina(2+)
[Ru(NH3)5(NO2)]+
Ru2+, 5NH3, dan NO2
ion pentaaminanitrorutenium(II) atau ion pentaaminanitrorutenium(1+)
Senyawa kompleks ionik anion sebagai ion kompleks
Penamaannya adalah sebagai berikut
1) Diawali dengan menulis atau menyebut kata ion
2) Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan yang dimiliki
3) Menulis atau menyebut nama atom pusat dalam bahasa latin dengan akhiran –um atau ium diganti –at kemudian diikuti bilangan oksidasi atom pusat yang ditulis dalam anggka Romawi.
Selain cara di atas penamaan dapat dilakukan dengan cara berikut
1) Diawali dengan menulis atau menyebut kata ion
2) Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan yang dimiliki
3) Menulis atau menyebut nama atom pusat dalam bahasa latin dengan akhiran –um atau ium diganti –at kemudian diikuti muatan dari ion kompleks yang ditulis dengan angka Arab.
Contoh
kompleks
Spesi yang ada
Nama
[PtCl4]2
Pt2+ dan 4Cl‾
Ion tetrakloroplatinat(I) atau ion tetrakloroplatinat(2-)
[Ni(CN)4]2
Ni2+ dan 4CN‾
Ion tetrasianonikelat(II) atau ion tetrasianonikelat(2-)
[Co(CN)6]3
Co3+ dan 6CN‾
Ion heksasianokobaltat(III) atau ion heksasianokobaltat(3-)
[CrF6]3
Cr3+ dan 6F‾
Ion heksafluorokromat(III) atau ion heksasianofluorokromat(3-)
[MgBr4]2
Mg2+ dan 4Br‾
Ion tetrabromomagnesat(II) atau Ion tetrabromomagnesat(2-)
Senyawa kompleks ionik kation dan anion sebagai ion kompleks
Penamaannya adalah menulis atau menyebut nama dan jumlah kation terlebih dahulu kemudian nama anion diikuti bilangan oksidasi atom pusat yang ditulis dalam anggka Romawi atau menulis atau menyebut nama dan jumlah kation terlebih dahulu kemudian nama anion diikuti muatan ion kompleks yang ditulis dengan angka Arab.
Contoh
K3[Fe(CN)6]3
:
Kalium heksasianoferat(III) atau kalium heksasianoferat(3-)
K4[Fe(CN)6]
:
Kalium heksasianoferat(II) atau kalium heksasianoferat(4-)
[CoN3(NH3)5]SO4
:
Pentaaminaazidokobalt(III) sulfat atau Pentaaminaazidokobalt(2+) sulfat
[Cu(NH3)4]SO4
:
Pentaaminatembaga(II) sulfat atau Pentaaminatembaga(2+) sulfat
[Cu(NH3)4] [PtCl4]
:
Tetraaminatembaga(II) tetrakloroplatinat(II) atau tetraamina tembaga(2+) tetrakloroplatinat(2-)
[Co(NH3)6] [Cr(CN)6]
:
Heksaaminakobalt(III) heksasianokromat(III) atau heksasianokobalt(3+) heksasianokromat(3-)
Apakah senyawa kompleks hanya dapat dibuat dari unsur transisi?
                 Pada awal perkembangan senyawa-senyawa kompleks atau senyawa koordinasi umumnya dibuat dari unsur-unsur transisi sebagai atom pusat. Disamping itu, senyawa yang dibentuk dari logam transisi selalu memiliki bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi positif.
                Namun kini senyawa kompleks atau senyawa koordinasi atom pusatnya tidak harus dari unsur transisi. logam alkali, alkali tanah dan logam utama lainnya dapat digunakan sebagai atom pusat untuk mensintesis senyawa komplek atau senyawa koordinasi. Misalnya NaCl yang dikonsumsi sehari-hari dalam kuah masakan merupakan suatu kompleks. NaCl di dalam air membentuk ion heksaaquanatrium(I), [Na(H2O)8]+. Ion tetrakloroaluminat(III) [AlCl]‾, Be(NO3)2.4H2O dan BeSO4.4H2O yang mengandung ion komplek tetraaquaberilium, [Be(H2O)4]2+, merupakan beberapa senyawa kompleks yang dibentuk dari unsur-unsur bukan unsur transisi.
                   Dari contoh-contoh diatas dapat disimpulkan bahwa senyawa kompleks, tidak hanya dibuat dengan unsur transisi sebagai atom pusat, tetapi dapat pula dibuat dengan unsur-unsur lain atau unsur-unsur logam golongan utama.
Apakah atom pusat suatu kompleks hanya memiliki bilangan oksidasi berharga positif?
             Awalnya senyawa kompleks yang berhasil disintesis selalu memiliki bilangan oksidasi yang berharga positif. Berikut adalah beberapa contoh senyawa kompleks dengan bilangan oksidasi ion pusat berharga positif
Ion kompleks
Atom pusat
b.o atom pusat
[Co(NH3)6]3+
Co3+
+3
[Co(CN)6]3
Co3+
+3
[Cu(NH3)4]2+
Cu2+
+2
[Fe(CN)6]3
Fe3+
+3
[Pd(NH3)4]2+
Pd2+
+2
[PtCl4]2
Pt2+
+2
Keterangan: b.o = bilangan oksidasi
        
                   Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa atom pusat suatu kompleks tidak harus memiliki bilangan oksidasi yang harganya positif. Atom pusat suatu kompleks dapat memiliki bilangan oksidasi nol dan negatif.Berikut adalah contoh kompleks dengan bilangan oksidasi nol dan harga bilangan oksidasi negatif.

kompleks
b.o atom pusat
Kompleks
b.o atom pusat
[V(CO)6]
0
[V(CO)6] ‾
-1
[Cr(CO)6]
0
[Cr(CO)5]2
-2
[Fe(CO)5]
0
[Mn(CO)5] ‾
-1
[Co(Cp)2]
0
[Fe(CO)4]2
-2
[Ni(CO)4]
0
[Re(CO)4]3
-3
Keterangan: b.o = bilangan oksidasi
Catatan: CO adalah ligan karbonil, Cp ligan siklopentadienil dan NO adalah ligan nitrosil. Ketiga ligan tersebut merupakan ligan netral.

Bilangan Koordinasi
           Pada senyawa kompleks banyaknya atom yang terikat pada atom pusat disebut bilangan koordinasi. Bilangan koordinasi tidak sama dengan bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi. Bilangan koordinasi biasanya 2 x bilangan oksidasi. Oleh sebab itu untuk unsur-unsur yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu akan memeiliki bilangan koordinasi lebih dari satu, hal ini biasanya terjadi pada unsur-unsur transisi.
             Untuk senyawa kompleks dengan ligan monodentat, bilangan koordinasi atom pusat adalah sama dengan jumlah ligan yang diikatnya. Bilangan koordinasi yang sering dijumpai pada senyawa kompleks adalah 4 dan 6.
C.     Garam Rangkap dan Garam Kompleks
Suatu senyawa adisi atau senyawa molekular terbentuk jika sejumlah stoikiometris dua atau lebih senyawa yang stabil direaksikan dan bergabung membentuk suatu senyawa yang baru. Pembentukan sejumlah senyawa adisi diberikan dalam beberapa contoh berikut :
               KCl + MgCl2 + 6H2O    à KCl.MgCl2.6H2O
                                                                         carnallite
K2SO4 + Al2(SO4)3 + 24H2O à K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O
                                                                           kalium alum                                                                 CuSO4 + 4NH3 + H2OàCuSO4.4NH3.H2O
                                                               tetraammintembaga(II) sulfat monohidrat
(NH4)2SO4 + FeSO4 + 6H2Oà FeSO4.(NH4)2SO4.6H2O
                                                                           Garam Mohr
                  `  Fe(CN)2 + 4KCN à Fe(CN)2.4KCN
                                                                    kalium ferosianida


Ada dua jenis senyawa adisi:
1.      garam rangkap
2.      garam kompleks
1.                  Garam Rangkap
Suatu garam rangkap cukup stabil dalam fase padatannya. Jika garam rangkap ini dilarutkan dalam air, maka garam ini akan terurai menjadi ion-ion penyusunnya.
Misalnya jika kristal carnallite dilarutkan dalam air, maka dalam larutan akan terdapat ion-ion penyusun kristal karnalit tersebut, yaitu K+, Mg+, dan Cl-.
2.                  Garam Kompleks

Berbeda dengan garam rangkap, jika garam kompleks dilarutkan ke dalam air, garam tersebut tidak akan terurai menjadi ion-ion sederhana dari unsur penyusunnya, tetapi terionisasi menjadi ion-ion kompleks. Misalnya saja jika senyawa CuSO4.4NH3.H2O dilarutkan dalam air, maka senyawa tersebut tidak akan terurai menjadi ion Cu2+, tetapi akan menghasilkan spesi terlarut berupa ion kompleks [Cu(H2O)2(NH3)4]2+ yang stabil. Senyawa-senyawa yang mengandung ion kompleks semacam ini disebut sebagai senyawa kompleks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar