Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron,
sehingga molekul tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil
elektron dari molekul atau sel lain. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil
metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran
ultra violet, zat kimiawi dalam makanan dan polutan lain. Penyakit yang
disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu
bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang
sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung dan kanker.
Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan
antioksidan.
Sebenarnya, tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya terlalu berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Merokok, misalnya, adalah kegiatan yang secara sengaja memasukkan berbagai racun kimiawi yang bersifat radikal bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang bersifat alamiah, sehingga bila menerima masukan seperi asap rokok, akan berusaha untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui proses metabolisme, tetapi proses metabolisme ini pun sebenarnya menghasilkan radikal bebas. Pada intnya, kegiatan merokok sama sekali tidak berguna bagi tubuh, walau pun dapat ditemui perokok yang berusia panjang.
Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga timbullah sel-sel mutan. Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan antioksidan tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Atau sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya saja, tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione ini. Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.
Efek
oksidatif radikal bebas dapat menyebabkan peradangan dan penuaan dini. Lipid
yang seharusnya menjaga kulit agar tetap segar berubah menjadi lipid peroksida
karena bereaksi dengan radikal bebas sehingga mempercepat penuaan. Kanker pun
disebabkan oleh oksigen reaktif yang intinya memacu zat karsinogenik, sebagai
faktor utama kanker. Selain itu, oksigen reaktif dapat meningkatkan kadar LDL
(low density lipoprotein) yang kemudian menjadi penyebab penimbunan kolesterol
pada dinding pembuluh darah. Akibatnya timbullah atherosklerosis atau lebih
dikenal dengan penyakit jantung koroner. Di samping itu penurunan suplai darah
atau ischemic karena penyumbatan pembuluh darah serta Parkinson yang diderita
Muhammad Ali menurut patologi juga dikarenakan radikal bebas.
Salah
satu kelompok senyawa yang banyak memberikan manfaat bagi manusia adalah
polifenol. Senyawa yng termasuk kedalam polifenol ini adalah semua senyawa yang
memiliki struktur dasar berupa fenol. Fenol sendiri merupakan struktur yang
terbentuk dari benzena tersubtitusi dengan gugus –OH. Gugus –OH yang terkandung
merupakan aktivator yang kuat dalam reaksi subtitusi aromatik elektrofilik
Polifenol dapat diklasifikasikan menjadi beberpa jenis berdasarkan unit
basanya antara lain Asam Galia, Asam Sinamat, dan Flavon. Selain itu
senyawa-senyawa polifenol jika berdasarkan komponen penyusun fenolnya dapaat
dibagi menjadi Fenol, pyrocatechol, pirogallol, resorsinol, floroglucinol, dan
hidroquinon. Salah satu contoh senyawa polifenol yang ada didalam teh yang sering
kita konsumsi. Senyawa yang dimaksud antara lain epicatechin dan
epigallocatechin. Senyawa ini akan dibahas tentang reaksi oksidasi dan
biosintesis dari turunan epigallocatechin yang berupa senyawa Epigallocatechin
gallate (EGCG). Kerena polifenol banyak dimanfaatkan oleh manusia dan sebagian
telah diproduksi dengan cara disintesis secara industri sebagai obat.
Reaksi
yang terjadi pada polifenol biasanya terjadi pada gugus –OH yang terdapat di
dalam molekulnya yaitu reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi ini sering digunakan
pada industri teh yang menghasilkan produk berupa teh hitam yang bahan bakunya
diperoleh dari daun the yang segar (the hijau) secara teori teh hijau
mengandung senyawa poli fenol yang berupa catechin dan EGCG. Senyawa ini jika
di oksidasi dengan enzim oksidase maka produk teh yang dihasilkan berupa teh
hitam yang tidak lagi mengandung kedua senyawa tersebut melainkan mengandung
hasil oksidasi senyawa tersebut yang berupa Theaflavin dan thearubugen.
Senyawa
pada tanaman teh banyak mengandung jenis polifenol salah satunya EGCG atau
Epigallocatechin gallat. Senyawa ini penting dalam menangkal radikal bebas yang
masuk kedalam tubuh kita sehingga banyak manusia memanfaatkannya sebagai
antioksidan dengan cara mengkonsumsi teh tiap hari. Selain dapat melakukan
reaksi tersebut polivenol juga dapat disintesis untuk digunkan sebagai obat
contohnya adalah EGCG (epiglocatechin gallat) yang bisa digunakan sebagai anti
kanker.
Pertanyaan :
1. Bagaimana kaitan antara
antioksidan dan kesehatan kita?
Jawab : Antioksidan
merupakan sebutan untuk zat yg berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal
bebas. Secara alami zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah
terjadinya penyakit. Kondisi oksidasi dpt menyebabkan kerusakan protein
dan DNA,kanker,penuaan dan penyakit lainnya. Antioksidan melakukan semua itu
dengan cara menekan kerusakan sel yang tejadi akibat proses oksidasi radikal
bebas. Zat
ini secara nyata mampu memperlambat oksidasi zat yg mudah teroksidasi meskipun
dlm konsentrasi rendah.
Sebenarnya, tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya terlalu berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Merokok, misalnya, adalah kegiatan yang secara sengaja memasukkan berbagai racun kimiawi yang bersifat radikal bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang bersifat alamiah, sehingga bila menerima masukan seperi asap rokok, akan berusaha untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui proses metabolisme, tetapi proses metabolisme ini pun sebenarnya menghasilkan radikal bebas
BalasHapusAntioksidan merupakan zat yang bermanfaat untuk menghambat serta mencegah proses oksidas. Antioksidan merupakan penetralisir dari terbentuknya radikal bebas dalam tubuh. Antioksidan dapat menghambat oksidasi walaupun dalam konsentrasi rendah. Zat ini dibutuhkan oleh tubuh untuk memerangi pemicu penyakit kronis yaitu radikal bebas. Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang mencegah sel dari ancaman bahaya radikal bebas oksigen reaktif.
BalasHapusAntioksidan berperan positif terhadap penyakit kanker dan kardiovaskuler ( terutama yang diakibatkan oleh atherosclerosis/penyempitan pembuluh darah ). Antioksidan berperan melindungi lipoprotein densitas rendah (LDL) dan sangat rendah (VLDL) dari reaksi oksidasi. Pencegahan atherosclerosis ini dapat dilakukan dengan menghambat oksidasi LDL dengan menggunakan antioksidan yang banyak ditemukan dalam bahan pangan.
BalasHapusAntioksidan ini sangat berkaitan dengan kesehatan kita , karena antioksidan memiliki banyak manfaat bagi tubuh diantarnya yaitu Mencegah penyakit jantung
BalasHapusSarapan sehat kaya antioksidan adalah kunci mencegah penyakit jantung, demikian menurut berbagai penelitian yang telah dilakukan. Contoh sarapan kaya antioksidan adalah teh hijau atau kopi.
Efek anti penuaan
Antioksidan terkenal sebagai agen anti penuaan. Sebab konsumsi makanan dengan antioksidan juga bisa mengurangi munculnya keriput. Salah satu makanan yang memiliki efek anti penuaan adalah blueberry.
Menguatkan sistem imun
Antioksidan dalam makanan, khususnya vitamin C, punya fungsi untuk menguatkan sistem imun. Jika sistem imun kuat, tubuh pun tak mudah terkena penyakit.
Melindungi sistem saraf
Kombinasi makanan dengan antioksidan, seperti blueberry, strawberry, dan bayam, bisa bekerja sama dalam melindungi sistem saraf. Sehingga penyakit seperti kelainan saraf, termasuk autisme, depresi, dan skizofrenia, bisa dicegah.
Menyehatkan mata
Antioksidan punya peran penting dalam menjaga kesehatan mata, khususnya para lansia. Makan makanan kaya antioksidan pun mampu menurunkan risiko kebutaan dan penyakit lain yang menyerang mata
zat antioksidan adalah zat yang digunakan untuk mentralisir radikal bebas (oksidan).
BalasHapusseperti yg kita ketahui radikal bebas merupakan molekul-molekul yang sangat reaktif di dalam tubuh dan pada hakekatnya dapat merusak bio molekul penting di dalam sel-sel, termasuk DNA. Hal ini merupakan penyebab utama penyakit fatal seperti serangan jantung, kanker hingga penuaan dini. maka zat antioksidan dapat menetralisir atau mengurangi dampak yang diberikan radikal bebas tadi.
ini dapat dilihat dari populernya makanan-makanan yang mengandung antioksidan tinggi. kebanyakan orang mengkonsumsi makanan yg tinggi kadar antioksidannya untuk menjaga kesehatan.
Pada kondisi normal, tubuh akan membentuk antioksidan untuk melawan radikal bebas sehingga terjadi keseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang bersifat inhibitor, yaitu menghambat atau mencegah interaksi antara radikal bebas dengan target molekulnya.
BalasHapusSeperti halnya radikal bebas, antioksidan digolongkan menjadi 2 berdasarkan sumbernya, yaitu antioksidan endogen dan antioksidan eksogen. Antioksidan yang diproduksi dalam tubuh berupa enzim yang terdiri dari superoksida dismutase, glutation peroksidase, dan katalase. Sedangkan antioksidan yang berasal dari luar tubuh adalah vitamin C, vitamin E, betakaroten, selenium, zinc, mangan, dan senyawa flavonoid.
Dalam proses penetralan radikal bebas, antioksidan endogen bekerjasama dengan antioksidan eksogen. Prosesnya dimulai dari Vitamin E yang menangkap radikal bebas, kemudian vitamin E berubah menjadi vitamin E radikal yang selanjutnya menangkap elektron dari vitamin C. Vitamin C ini juga berubah menjadi radikal sampai dinetralisir oleh glutation sehingga tidak lagi bersifat destruktif.
Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Ketika antioksidan bereaksi dengan radikal bebas, mereka saling berikatan ,dan bersatu. Selanjutnya terbentuk radikal bebas yang baru yang relatif lemah dan tidak membahayakan.
BalasHapusVITAMIN A Vitamin A larut dalam lemak, dilaporkan dapat bereaksi dengan radikal bebas melalui struktur ikatan rangkapnya .
VITAMIN E Vitamin E adalah anti oksidan yang larut dalam lemak ,yang perlu ditambahkan dalam makanan. Cara kerja Vitamin E sebagai anti oksidan adalaha Vitamin E berjalan di seluruh tubuh bersama molekul yang namanya Lipoprotein, dan dapat melindunginya dari oksidasi sehingga tidak terbentuk radikal bebas. Oksidasi dari lipoprotein ini merupakan langkah awal pembentukan: Atherosclerosis ,pengerasan pembuluh darah dan berperan pada kerusakan hati
VITAMIN C Vitamin C larut dalam air, tidak dapat dibentuk oleh tubuh jadi harus dari makanan atau supplement ( buah-buahan dan sayuran). Vitamin C ini secara kuat dapat melemahkan radikal bebas serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan system kekebalan tubuh. Vitamin C dan vitamin E berjalan di seluruh tubuh bersama molekul yang namanya Lipoprotein, dan dapat melindunginya dari oksidasi sehingga tidak terbentuk radikal bebas.
SELENIUM Selenium terdapat di air minum, brokoli, kuning telur, bawang merah, bawang putih dan anggur merah Sebenarnya selenium bukan antioksidan tetapi berguna untuk produksi enzym-enzym yang berfungsi sebagai antioksidan
Antioksidan merupakan zat yang bermanfaat untuk menghambat serta mencegah proses oksidas
BalasHapusSeperti halnya radikal bebas, antioksidan digolongkan menjadi 2 berdasarkan sumbernya, yaitu antioksidan endogen dan antioksidan eksogen. Antioksidan yang diproduksi dalam tubuh berupa enzim yang terdiri dari superoksida dismutase, glutation peroksidase, dan katalase. Sedangkan antioksidan yang berasal dari luar tubuh adalah vitamin C, vitamin E, betakaroten, selenium, zinc, mangan, dan senyawa flavonoid.