"Jika A adalah sukses dalam hidup, maka A = X + Y + Z. X adalah bekerja, Y adalah bermain, dan Z adalah menjaga lisan" ... "Kecerdasan tidak banyak berperan dalam proses penemuan. Ada suatu lompatan dalam kesadaran, sebutlah itu intuisi atau apapun namanya, solusinya muncul begitu saja dan kita tidak tahu bagaimana atau mengapa" ... "Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak" ... with love :)

Selasa, 31 Desember 2013

Radikal Bebas

Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga molekul tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari molekul atau sel lain. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat kimiawi dalam makanan dan polutan lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung dan kanker. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.

            Sebenarnya, tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya terlalu berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Merokok, misalnya, adalah kegiatan yang secara sengaja memasukkan berbagai racun kimiawi yang bersifat radikal bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang bersifat alamiah, sehingga bila menerima masukan seperi asap rokok, akan berusaha untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui proses metabolisme, tetapi proses metabolisme ini pun sebenarnya menghasilkan radikal bebas. Pada intnya, kegiatan merokok sama sekali tidak berguna bagi tubuh, walau pun dapat ditemui perokok yang berusia panjang.

            Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga timbullah sel-sel mutan. Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan antioksidan tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Atau sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya saja, tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione ini. Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.


Efek oksidatif radikal bebas dapat menyebabkan peradangan dan penuaan dini. Lipid yang seharusnya menjaga kulit agar tetap segar berubah menjadi lipid peroksida karena bereaksi dengan radikal bebas sehingga mempercepat penuaan. Kanker pun disebabkan oleh oksigen reaktif yang intinya memacu zat karsinogenik, sebagai faktor utama kanker. Selain itu, oksigen reaktif dapat meningkatkan kadar LDL (low density lipoprotein) yang kemudian menjadi penyebab penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Akibatnya timbullah atherosklerosis atau lebih dikenal dengan penyakit jantung koroner. Di samping itu penurunan suplai darah atau ischemic karena penyumbatan pembuluh darah serta Parkinson yang diderita Muhammad Ali menurut patologi juga dikarenakan radikal bebas.

Salah satu kelompok senyawa yang banyak memberikan manfaat bagi manusia adalah polifenol. Senyawa yng termasuk kedalam polifenol ini adalah semua senyawa yang memiliki struktur dasar berupa fenol. Fenol sendiri merupakan struktur yang terbentuk dari benzena tersubtitusi dengan gugus –OH. Gugus –OH yang terkandung merupakan aktivator yang kuat dalam reaksi subtitusi aromatik elektrofilik Polifenol dapat diklasifikasikan menjadi beberpa jenis berdasarkan unit basanya  antara lain Asam Galia, Asam Sinamat, dan Flavon. Selain itu senyawa-senyawa polifenol jika berdasarkan komponen penyusun fenolnya dapaat dibagi menjadi Fenol, pyrocatechol, pirogallol, resorsinol, floroglucinol, dan hidroquinon. Salah satu contoh senyawa polifenol yang ada didalam teh yang sering kita konsumsi. Senyawa yang dimaksud antara lain epicatechin dan epigallocatechin. Senyawa ini akan dibahas tentang reaksi oksidasi dan biosintesis dari turunan epigallocatechin yang berupa senyawa Epigallocatechin gallate (EGCG). Kerena polifenol banyak dimanfaatkan oleh manusia dan sebagian telah diproduksi dengan cara disintesis secara industri sebagai obat.

Reaksi yang terjadi pada polifenol biasanya terjadi pada gugus –OH yang terdapat di dalam molekulnya yaitu reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi ini sering digunakan pada industri teh yang menghasilkan produk berupa teh hitam yang bahan bakunya diperoleh dari daun the yang segar (the hijau) secara teori teh hijau mengandung senyawa poli fenol yang berupa catechin dan EGCG. Senyawa ini jika di oksidasi dengan enzim oksidase maka produk teh yang dihasilkan berupa teh hitam yang tidak lagi mengandung kedua senyawa tersebut melainkan mengandung hasil oksidasi senyawa tersebut yang berupa Theaflavin dan thearubugen.
Senyawa pada tanaman teh banyak mengandung jenis polifenol salah satunya EGCG atau Epigallocatechin gallat. Senyawa ini penting dalam menangkal radikal bebas yang masuk kedalam tubuh kita sehingga banyak manusia memanfaatkannya sebagai antioksidan dengan cara mengkonsumsi teh tiap hari. Selain dapat melakukan reaksi tersebut polivenol juga dapat disintesis untuk digunkan sebagai obat contohnya adalah EGCG (epiglocatechin gallat) yang bisa digunakan sebagai anti kanker.



Pertanyaan :
1. Bagaimana kaitan antara antioksidan dan kesehatan kita?

Jawab : Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yg berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Secara alami zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya penyakit. Kondisi oksidasi dpt  menyebabkan kerusakan protein dan DNA,kanker,penuaan dan penyakit lainnya. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel yang tejadi akibat proses oksidasi radikal bebas. Zat ini secara nyata mampu memperlambat oksidasi zat yg mudah teroksidasi meskipun dlm konsentrasi rendah.

Sabtu, 28 Desember 2013

Kontrol Termodinamik dan Kontrol Kinetik Senyawa Organik

Kontrol termodinamika atau kinetika dalam reaksi kimia dapat menentukan
komposisi campuran produk reaksi ketika jalur bersaing mengarah pada produk yang berbeda serta selektivitas dari pengaruh kondisi reaksi tersebut. Kondisi reaksi seperti suhu, tekanan atau pelarut mempengaruhi jalur reaksi; maka dari itu kontrol termodinamik maupun kinetik adalah satu kesatuan dalam dalam suatu reaksi kimia.
Kedua kontrol reaksi ini disebut sebagai faktor termodinamika dan faktor kinetika, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Faktor termodinamika (adanya stabilitas realtif dari produk)
Pada suhu tinggi, reaksi berada di bawah kendali termodinamika (ekuilibrium,
kondisi reversibel) dan produk utama berada dalam sistem lebih stabil.
2. Faktor kinetik (kecepatan pembentukan produk)
Pada temperatur rendah, reaksi ini di bawah kontrol kinetik (tingkat, kondisi
irreversible) dan produk utama adalah produk yang dihasilkan dari reaksi tercepat.
Reaksi sederhana berikut (gambar 1) adalah koordinat diagram yang
menggambarkan dasar tentang kontrol termodinamika dan kinetika. Pada diagram
tersebut dapat dijelaskan bahwa bahan awal (SM) dapat bereaksi untuk memberikan dua produk yang berbeda yaitu P1 (garis hijau) dan P2 (garis biru) melalui jalur yang berbeda. Reaksi 1 (hijau) menghasilkan P1, dimana reaksi pada P1 akan bereaksi lebih cepat karena memiliki keadaan transisi lebih stabil (TS1). Hal ini karena adanya penghalang aktivasi yang lebih rendah. Jadi P1 adalah produk kinetik. Reaksi 2 (biru) menghasilkan P2. P2 adalah produk yang lebih stabil karena berada pada energi
yang lebih rendah dari P1. Jadi P2 adalah produk termodinamika.

Sekarang diperhatikan apabila temperatur pada reaksi tersebut diubah
sehingga energi rata–rata molekul berubah :
1. Pada tempearture rendah, reaksi terjadi sepanjang jalur hijau (P1) dan akan
berhenti ketika kekurangan energi untuk membalikkan ke SM (irreversibel), sehingga rasio produk reaksi ditentukan oleh tingkat pembentukan P1 dan P2, K1: K2.
2. Pada temperatur sedikit lebih tinggi akan menjadi reversibel sementara reaksi 2
tetap irreversibel. Jadi meskipun P1 dapat membentuk awalnya, dari waktu ke
waktu akan kembali ke SM dan bereaksi untuk menghasilkan produk P2 yanglebih
stabil.
3. Pada suhu tinggi, baik reaksi 1 dan 2 adalah reversibel dan rasio produk reaksi
ditentukan oleh konstanta kesetimbangan untuk P1 dan P2; K1 : K2



Kontrol termodinamika dan kinetika dari enolat

Apabila keton asimetrik direaksikan dalam kondisi basa, hal ini berpotensi ke bentuk dua regioisomer enolat (mengabaikan geometri enolar.Adanya enolat trisubstitusi mengarah pada kinetika dari enolat,
sedangkan enolat tetrasubstitusi mengarah ke termodinamika dari enolat. Hidrogen α terdeprotonasi untuk membentuk enolat kinetika adalah kurang menghambat, oleh karena deprotonasi lebih cepat. Secara umum olefin tetrasubstitusi lebih stabil dari pada olefin trisubstitusi oleh adanya stabilisasi hiperkonjugasi. Rasio regioisomer ini dipengaruhi oleh pilihan basa.


Secara umum, kinetika dari enolat dilakukan dengan cara reaksi dilakukan pada kondisi dingin, hal ini akan terjadi ikatan ionik antar logam–oksigen dan deprotonasi berlangsung cepat dalam kondisi yang lebih ringan. Sedangkan termodinamika dari enolat terjadi pada temperatur yang lebih tinggi dan terjadi ikatan kovalen logam–oksigen. Waktu kesetimbangan lebih longgar pada deprotonasi dengan sejumlah sub-stoikiometrik dari basa kuat. Penggunaan sejumlah sub-stoikiometrik basa memungkinkan dihasilkan sejumlah kecil fraksi senyawa karbonil tak–terenolasi untuk menyeimbangkan enolat ke regioisomer termodinamika dengan bertindak sebagai sumber proton.


Pertanyaan :

1. Bagaimana proses perubahan keadaan Termodinamika (Isobarik – Isokhorik – Isotermik – Adiabatik ) ?

jawaban :
- Proses isobarik adalah proses dimana tekanan gas tetap selama proses berjalan.
Proses isokhorik adalah proses termodinamika yang mana volume gas tidak berubah selama proses berjalan. Oleh karena volumenya tetap, maka kerja yang dilakukan gas = 0.
Proses isotermik adalah proses termodinamika yang mana selama proses berjalan, suhu gas tetap.
- Proses adiabatik adalah proses termodinamika dimana kerja yang dilakukan oleh gas adalah murni berasal dari perubahan energi internalnya. Tidak ada energi yang masuk maupun yang keluar (Q) selama proses itu berjalan.

 


Sabtu, 21 Desember 2013

Energi Pembentukan dan Analisis Kinetika

Perubahan Entalpi Berdasarkan Energi Ikatan
Energi ikatan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas. Energi ikatan dinyatakan dalam kilojoule per mol (kJ mol -1 )

Kalor suatu reaksi dapat juga ditentukan dari data entalpi pembentukan zat pereaksi dan produknya. Dalam hal ini, zat pereaksi dianggap terlebih dahulu terurai menjadi unsur-unsurnya, kemudian unsur-unsur itu bereaksi membentuk zat produk. Secara umum untuk reaksi:
m AB + n CD —–> p AD + q CB
ΔH 0 = jumlah ΔH 0 f (produk) - jumlah ΔH 0 f (pereaksi)
Perubahan Entalpi Berdasarkan Hukum Hess
Banyak reaksi yang dapat berlangsung secara bertahap. Misalnya pembakaran karbon atau grafit. Jika karbon dibakar dengan oksigen berlebihan terbentuk karbon dioksida menurut persamaan reaksi:
C(s) + O2 (g) —–> CO2 (g) Δ H = – 394 kJ
Reaksi diatas dapat berlangsung melalui dua tahap. Mula-mula karbon dibakar dengan oksigen yang terbatas sehingga membentuk karbon monoksida. Selanjutnya, karbon monoksida itu dibakar lagi untuk membentuk karbon dioksida. Persamaan termokimiauntuk kedua reaksi tersebut adalah:

C (s) + ½ O2 (g) —–> CO (g) ΔH = – 111 kJ
CO (g) + ½ O2 (g) —–> CO2 (g) Δ H = – 283 kJ
Jika kedua tahap diatas dijumlahkan, maka diperoleh:
C (s) + ½ O2 (g) —–> CO (g) ΔH = – 111 kJ
CO (g) + ½ O2 (g) —–> CO2 (g) ΔH = – 283 kJ
————————————————————————- +
C(s) + O2 (g) —–> CO2 (g) ΔH = – 394 kJ



Perubahan entalpi pembentukan standar atau pembentukan panas standar dari sebuah senyawa adalah besarnya perubahan entalpi dari 1 mol senyawa dari elemen-elemennya dalam keadaan standar. Lambangnya adalah ΔHfO atau ΔfHO. Lambang theta yang diberi superscript pada simbol diatas mengindikasikan bahwa proses ini hanya berlaku hanya pada kondisi standar saja. Kondisi yang dimaksud antara lain:
1.     Untuk gas: kondisi standar untuk gas adalah tekanan tepat 1 bar
2.     Untuk substansi pada sebuah larutan: konsentrasinya tepat 1 M pada tekanan 1 bar
3.     Untuk substansi murni pada kondisi terkondensasi (cairan atau padatan): cairan atau padatan murni pada tekanan 1 bar
4.     Untuk elemen kimia: dalam bentuk ketika elemen tersebut paling stabil dengan tekanan 1 bar dan suhu spesifik tertentu. (Biasanya 25 derajat Celsius atau 298.15 K). Satu pengecualian adalah fosforus: paling stabil dengan tekanan 1 bar adalah fosforus hitam, sedangkan fosforus putih dianggap sebagai referensi yang entalpi pembentukan standarnya nol[1].
Sebagai contoh, perubahan entalpi pembentukan standar dari karbon dioksida adalah entalpi dari reaksi berikut ini dengan mengikuti kondisi-kondisi seperti di atas:
C(s,grafit) + O2(g) → CO2(g)
Dari keterangan diatas, patut dicatat bahwa semua elemen tertulis dalam keadaan standarnya, dengan 1 mol produk yang terbentuk. Hal ini merupakan standar untuk semua entalpi pembentukan.
Perubahan entalpi pembentukan standar diukur dalam energi per satuan unit substansi. Satuan yang sering dipakai adalah kilojoule per mol (kJ mol−1), tapi juga dapat diukur dalam satuan kalori per moljoule per mol, atau kilokalori per mol. Dalam ilmu fisika, energi per partikel sering dituliskan dalam satuan elektronvolt yang sama dengan kira-kira 100 kJ mol−1.
Semua elemen kimia dalam keadaan standar (gas oksigenkarbon padat dalam bentuk grafit, dll.) mempunyai entalpi pembentukan standar nol, tidak ada perubahan energi pada pembentukannya.


Pengertian Energi kinetik  


Adalah energi  gerak yang diperoleh sebagai gerakan dari obyek, partikel, atau seperangkat partikel.  Sebuah obyek yang memiliki gerak, apakah itu gerak vertikal atau horizontal, maka sebuah obyek tersebut berarti memiliki energi kinetik. Faktor yang mempengaruhi energi kinetik adalah semakin berat sebuah obyek tersebut dan semakin cepat pula obyek tersebut bergerak maka energi kinetik yang yang dimiliki obyek tersebut semakin besar.  Ada banyak bentuk energi kinetik antara lain yaitu :  getaran (energi karena gerak getaran), rotasi (energi karena gerak rotasi atau berputar), dan translasi (energi karena gerakan perpindahan dari satu lokasi ke lokasi lain).

Ada banyak contoh sederhana Energi Kinetik didalam praktek kehidupan kita sehari – hari antara lain sebagai berikut ini : seseorang yang berjalan, bisbol yang dilempar, pensil yang  jatuh dari meja, dan partikel bermuatan dalam medan listrik juga merupakan contoh energi kinetik dan masih banyak contoh- contoh yang lainnya.

Energi kinetik adalah kuantitas skalar, dan tidak memiliki arah. Tidak seperti kecepatan, percepatan, gaya, dan momentum, energi kinetik dari suatu benda benar-benar dijelaskan oleh besarnya saja. Seperti usaha dan energi potensial, satuan ukuran standar pengukuran untuk energi kinetik adalah Joule.  Seperti yang  tersirat oleh teori di atas, 1 Joule setara dengan 1 kg * (masa/ detik) ^ 2.

Pertanyaan :
1. diketahui entalpi pembentukan standar(delta H) Ca3(PO4)2 adalah -4121 kJ, berapa kalor dibebaskan pada pembentukan 5gram Ca3(PO)4 dari unsur-unsurnya? (Mr Ca3(PO4)2 = 310 )..... 

2. Diketahui entalpi pembentukan standar P(g) = 314,6 kJ mol. tentukanlah perubahan entalpi standar reaksi berikut. 

P4(s) -------> 4P(g) 

Senyawa Kompleks

A.    Ligan ( Pengertian dan Pembagian Ligan )
Ligan merupakan basa Lewis yang memiliki pasangan elektron bebas (lone pair electron), misalnya ligan NH3, H2O dan Cl-atau memiliki pasangan elektron p, misalnya ligan C2H2 (asetilena), C2H4 (etilena) dan C6H6 (benzena).Suatu ligan dapat memiliki elektron yang tidak berpasangan di samping pasangan elektron p misalnya ligan C5H5 (siklopentadienil), C3H5 (alil) dan NO (nitrosil). Di dalam ligan terdapat atom donor yaitu atom yang memiliki pasangan elektron bebas atau atom yang terikat melalui ikatan p.Melalui atom-atom donor tersebut suatu ligan mengadakan ikatan kovalen koordinasi dengan atom atau ion pusat yang ada.Berdasarkan jumlah atom donor yang dimilikinya, ligan dapat dikelompokkan sebagai ligan monodentat, bidentat, tridentat, dan seterusnya. Atom dalam ligan yang menyumbangkan pasangan elektron disebut atom donor. ikatan logam untuk atom yang melalui satu atom ligan disebut monodentat Sebuah ligan bidentat pada atom logam melalui dua atom ligan. Polydentate mengacu pada beberapa titik lampiran oleh satu ligan. Kalau cincin beranggota enam-lima dihasilkan oleh ikatan ligan polydentate, kompleks ini disebut sebuah khelat.

B.     Tata Nama Senyawa Kompleks
            Tatanama senyawa kompleks terbagai menjadi dua jenis yaknitatanama sistematik dan tatanama umum:
Tata Nama Umum
              Tatanama umum kini jarang bahkan tidak digunakan lagi. Hal ini disebabkan tatanama dengan cara ini hanya didasarkan atas nama penemu atau warna yang dimiliki senyawa koordinasi.
Berikut adalah beberapa contoh senyawa koordinasi yang penamaannya didasarkan atas nama penemunya:
Garam Vauquelin
:
[Pd(NH3)4] [PdCl4]
Garam Magnus
:
[Pt(NH3)4] [PtCl4]
Senyawa Gmelin
:
[Co(NH3)6]2(C2O4)3
Garam Zeise
:
K[PtCl3(C2H4)].H2O

Sedangkan nama senyawa koordinasi yang didasarkan atas warna yang dimiliki adalah:
Biru prusia (prusian blue)
:
KFe[Fe(CN)6].H2O
Kompleks luteo (kuning)
:
[Co(NH3)5Cl]Cl2
Kompleks praseo (hijau)
:
[Co(NH3)4Cl2]
Alasan-alasan nama umum jarang digunakan atau tidak digunakan:
1) Banyak senyawa kompleks yang berbeda namun disintesis oleh orang yang sama
2) Banyak senyawa kompleks yang berbeda namun memiliki warna yang sama.
Tata Nama Sistematik
Tata nama sistematik dibagi menjadi dua cara yakni
1) Tata nama yang didasarkan atas nama dan jumlah ligan yang ada serta nama atom pusat beserta tingkat oksidasinya. Bilangan oksidasinya ditulis di dalam tanda kurung menggunakan angka Romawi. Anggka Romawi yang diberikan disebut Angka Stock.
2) Tata nama yang didasarkan atas nama dan jumlah ligan, nama atom pusat serta muatan dari kompleks yang ada. Angka arab yang digunakan dapat berupa tanda positif atau negatif yang menunjukan muatan ion kompleks, angka Arab ini disebut angka Ewens-Bassett.
Tatanama Ligan
Tatanama Ligan netral
Tatanama ligan netral adalah seperti nama senyawanya kecuali untuk beberapa ligan seperti yang tertera pada Tabel.
Ligan
Nama senyawa
Nama ligan
MeCN
Asetonitril
Asetonitril
En
Etilenadiamina atau 1,2-diaminoetana
Etilenadiamina
Py
Piridina
Piridina
AsPh3
trifenillarsina
trifenillarsina
phen
1,10-fenantrolina atau o-fenantrolina
1,10-fenantrolina
Perkecualian
H2O
Air
Aqua
NH3
Amonia
Amina atau azana
H2S
Hidrogen sulfida
Sulfan
H2Te
Hidrogen telurida
Telan
CO
Karbon monooksida
Karbonil
CS
Karbon monosulfida
Tiokarbonil
NO
Nitrogen monooksida
Nitrosil
NO2
Nitrogen monooksida
Nitril
NS
Nitrogen monosulfida
Tionitrosil
SO
Nitrogen monoksida
Sulfinil atau tionil
SO2
Belerang dioksida
Sulfonil atau sulfulir

Tatanama Ligan bermuatan negatif
Ligan negatif dapat berupa:
· Ion sisa asam. Ion sisa asam namanya dapat berakhiran –da, -it atau –at, misalnya klorida (Cl‾), nitrit (NO2‾) dan nitrat (NO3‾)
· Ion bukan sisa asam. Ion bukan sisa asam namanya biasanya berakhiran –da, misalnya nitrida (N3‾) dan ozonida.
Jika berlaku sebagai ligan baik ion sisa asam maupun ion bukan sisa asam yang berakhiran –da, diganti dengan akhiran –do, kecuali untuk beberapa ligan yang tertera pada Tabel.
 Rumus kimia
Nama ion
Nama ligan
NH2
Amida
Amido
NH2
Imida
Imido
N3
Nitrida
Nitrido
N3
Azida
Azido
S2
Sulfida
Sulfido
O3
Ozonida
Ozonido
Perkecualian
F‾
Fluorida
Fluoro
Cl‾
Klorida
Kloro
Br‾
Bromida
Bromo
I‾
Iodida
Iodo
O2
Oksida
Okso atau oksido
O22
Peroksida
Perokso
Te2
Telurida
Telurokso atau telurido
S2
Sulfida
Tio, tiokso atau sulfido
H‾
Hidrida
Hidro atau hidrido
SH‾
Hidrogen sulfida
Merkapto atau sulfanido
RO‾
Alkoksida
Alkoksi
C6H5O‾
Fenoksida
Fenoksi
CN‾
Sianida
Siano

Sedangkan untuk ion sisa asam yang berakhiran -it atau -at jika sebagai ligan akhirannya ditambah dengan akhiran –o, seperti yang tertera pada Tabel.

Rumus kimia
Nama ion
Nama ligan
ONO‾
Nitrit
Nitrito
NO2
Nitrit
Nitro
ONO2
Nitrat
Nitrato
OSO22‾
Sulfit
Sulfito
OSO32‾
Sulfat
Sulfato
OCN‾
Sianat
Sianato
SCN‾
Tiosianat
Tiosianato
CO32
Kabonat
Karbonato

              Ligan bermuatan positif sangat jarang dijumpai pada senyawa kompleks oleh sebab itu tidak dibahas pada bagian ini. Salah satu ligan yang bermuatan positif adalah H2N-CH2-NH3+.
              Dalam menulis ligan pada senyawa koordinasi biasanya atom donor selalu ditulis didepan, kecuali H2O, H2S dan H2Te. Misalnya untuk ion nitrit (NO2‾), jika N sebagai atom donor maka penulisan ligannya adalah NO2‾ sedangkan apabila O yang bertindak sebagai atom donor maka penulisan ligannya adalah ONO‾.
Urutan Penyebutan Ligan
1.  Apabila di dalam senyawa kompleks terdapat lebih dari satu ligan makaurutan penyebutan ligan adalah secara alfabetis tanpa memperhatikan jumlah dan muatan ligan yang ada. Pada aturan lama ligan yang disebut terlebih dahulu adalah ligan yang bermuatan negatif secara alfabet kemudian diikuti dengan ligan netral yang disebut secara alfabet pula.
2.  Urutan penyebutan ligan adalah urutan berdasarkan alfabet pada nama ligan yang telah di Indonesiakan. Misalnya alfabet awal untuk Cl‾ adalah kmeskipun dalam bahasa inggris nama chloro dengan alfabet awal c. Sebagai contoh nama untuk senyawa kompleks [Co(en)2Cl2]+ adalah
Ion bis (etilenadiamina)diklorokobalt(III) (benar)
Diklorobis (etilenadiamina)kobalt(III) (salah)
3.  Jumlah ligan yang ada dapat dinayatakan dengan awalan di, tri. Tetra dan seterusnya. tetapi apabila awalan-awalan tersebut telah digunakan untuk menyebut jumlah substituen yang ada pada ligan maka jumlah ligan yang ada dinyatakan dengan awalan bis, tris, tetrakis dan seterusnya. misalnya di dalam suatu senyawa kompleks terdapat dua ligan PPh3 maka disebut dengan bis(trifenilfosfina) bukan di(trifenilfosfina).
4.  Ligan-ligan yang terdiri dari dua atom atau lebih ditulis dalam tanda kurung.
Tatanama Senyawa Kompleks Netral
1) Nama senyawa kompleks netral ditulis dalam satu kata.
2) Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan
3) Menulis atau menyebut nama atom pusat serta bilangan oksidasi dari atom pusatyang ditulis dengan anggka Romawi. Dan bilangan oksidasi atom pusat yang harganya nol tidak perlu dituliskan.
Contoh
[Co(NH3)3(NO2)3]
:
triaminatrinotrokobaltt(III)
[Ni(CO)4]
:
tetrakarbonilnikel
[Fe(CO)5]
:
pentakarbonilbesi
[Fe(CO)2(NO)2]
:
dikarbonildinitrosilbesi
[Co(CO)3(NO)]
:
trikarbonilnitrosilkobalt
Keterangan: triaminatrinotrokobaltt(III) merupakan kompleks dengan biloks = 0, selain itu merupakan kompleks dengan biloks 1.
Senyawa Kompleks Ionik
Senyawa kompleks ionik kation sebagai ion kopleks
penamaannya adalah sebagai berikut:
1) Diawali dengan menulis atau menyebut kata ion
2) Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan yang dimiliki
3) Menulis atau menyebut nama atom pusat diikuti bilangan oksidasi yang ditulis dalam anggka Romawi.
Selain cara di atas penamaan dapat dilakukan dengan cara berikut:
1) Diawali dengan menulis atau menyebut kata ion
2) Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan yang dimiliki
3) Menulis atau menyebut nama serta muatan dari ion kompleks yang ditulis dengan anggka Arab.
Contoh
Kompleks
Spesi yang ada
Nama
[Cu(NH3)4]2+
Cu2+ dan 4NH3
ion tetraaminatembaga(II), atau Ion tetraaminatembaga(2+)
[Co(NH3)4Cl2]+
Co3+, 4NH3, dan 2Cl‾
ion tetraaminadiklorokobalt(II) atau ion tetraaminadiklorokobalt(1+)
[Pt(NH3)4]2+
Pt2+, dan 4NH3
ion tetraaminaplatina(II) atau iontetraaminaplatina(2+)
[Ru(NH3)5(NO2)]+
Ru2+, 5NH3, dan NO2
ion pentaaminanitrorutenium(II) atau ion pentaaminanitrorutenium(1+)
Senyawa kompleks ionik anion sebagai ion kompleks
Penamaannya adalah sebagai berikut
1) Diawali dengan menulis atau menyebut kata ion
2) Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan yang dimiliki
3) Menulis atau menyebut nama atom pusat dalam bahasa latin dengan akhiran –um atau ium diganti –at kemudian diikuti bilangan oksidasi atom pusat yang ditulis dalam anggka Romawi.
Selain cara di atas penamaan dapat dilakukan dengan cara berikut
1) Diawali dengan menulis atau menyebut kata ion
2) Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan yang dimiliki
3) Menulis atau menyebut nama atom pusat dalam bahasa latin dengan akhiran –um atau ium diganti –at kemudian diikuti muatan dari ion kompleks yang ditulis dengan angka Arab.
Contoh
kompleks
Spesi yang ada
Nama
[PtCl4]2
Pt2+ dan 4Cl‾
Ion tetrakloroplatinat(I) atau ion tetrakloroplatinat(2-)
[Ni(CN)4]2
Ni2+ dan 4CN‾
Ion tetrasianonikelat(II) atau ion tetrasianonikelat(2-)
[Co(CN)6]3
Co3+ dan 6CN‾
Ion heksasianokobaltat(III) atau ion heksasianokobaltat(3-)
[CrF6]3
Cr3+ dan 6F‾
Ion heksafluorokromat(III) atau ion heksasianofluorokromat(3-)
[MgBr4]2
Mg2+ dan 4Br‾
Ion tetrabromomagnesat(II) atau Ion tetrabromomagnesat(2-)
Senyawa kompleks ionik kation dan anion sebagai ion kompleks
Penamaannya adalah menulis atau menyebut nama dan jumlah kation terlebih dahulu kemudian nama anion diikuti bilangan oksidasi atom pusat yang ditulis dalam anggka Romawi atau menulis atau menyebut nama dan jumlah kation terlebih dahulu kemudian nama anion diikuti muatan ion kompleks yang ditulis dengan angka Arab.
Contoh
K3[Fe(CN)6]3
:
Kalium heksasianoferat(III) atau kalium heksasianoferat(3-)
K4[Fe(CN)6]
:
Kalium heksasianoferat(II) atau kalium heksasianoferat(4-)
[CoN3(NH3)5]SO4
:
Pentaaminaazidokobalt(III) sulfat atau Pentaaminaazidokobalt(2+) sulfat
[Cu(NH3)4]SO4
:
Pentaaminatembaga(II) sulfat atau Pentaaminatembaga(2+) sulfat
[Cu(NH3)4] [PtCl4]
:
Tetraaminatembaga(II) tetrakloroplatinat(II) atau tetraamina tembaga(2+) tetrakloroplatinat(2-)
[Co(NH3)6] [Cr(CN)6]
:
Heksaaminakobalt(III) heksasianokromat(III) atau heksasianokobalt(3+) heksasianokromat(3-)
Apakah senyawa kompleks hanya dapat dibuat dari unsur transisi?
                 Pada awal perkembangan senyawa-senyawa kompleks atau senyawa koordinasi umumnya dibuat dari unsur-unsur transisi sebagai atom pusat. Disamping itu, senyawa yang dibentuk dari logam transisi selalu memiliki bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi positif.
                Namun kini senyawa kompleks atau senyawa koordinasi atom pusatnya tidak harus dari unsur transisi. logam alkali, alkali tanah dan logam utama lainnya dapat digunakan sebagai atom pusat untuk mensintesis senyawa komplek atau senyawa koordinasi. Misalnya NaCl yang dikonsumsi sehari-hari dalam kuah masakan merupakan suatu kompleks. NaCl di dalam air membentuk ion heksaaquanatrium(I), [Na(H2O)8]+. Ion tetrakloroaluminat(III) [AlCl]‾, Be(NO3)2.4H2O dan BeSO4.4H2O yang mengandung ion komplek tetraaquaberilium, [Be(H2O)4]2+, merupakan beberapa senyawa kompleks yang dibentuk dari unsur-unsur bukan unsur transisi.
                   Dari contoh-contoh diatas dapat disimpulkan bahwa senyawa kompleks, tidak hanya dibuat dengan unsur transisi sebagai atom pusat, tetapi dapat pula dibuat dengan unsur-unsur lain atau unsur-unsur logam golongan utama.
Apakah atom pusat suatu kompleks hanya memiliki bilangan oksidasi berharga positif?
             Awalnya senyawa kompleks yang berhasil disintesis selalu memiliki bilangan oksidasi yang berharga positif. Berikut adalah beberapa contoh senyawa kompleks dengan bilangan oksidasi ion pusat berharga positif
Ion kompleks
Atom pusat
b.o atom pusat
[Co(NH3)6]3+
Co3+
+3
[Co(CN)6]3
Co3+
+3
[Cu(NH3)4]2+
Cu2+
+2
[Fe(CN)6]3
Fe3+
+3
[Pd(NH3)4]2+
Pd2+
+2
[PtCl4]2
Pt2+
+2
Keterangan: b.o = bilangan oksidasi
        
                   Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa atom pusat suatu kompleks tidak harus memiliki bilangan oksidasi yang harganya positif. Atom pusat suatu kompleks dapat memiliki bilangan oksidasi nol dan negatif.Berikut adalah contoh kompleks dengan bilangan oksidasi nol dan harga bilangan oksidasi negatif.

kompleks
b.o atom pusat
Kompleks
b.o atom pusat
[V(CO)6]
0
[V(CO)6] ‾
-1
[Cr(CO)6]
0
[Cr(CO)5]2
-2
[Fe(CO)5]
0
[Mn(CO)5] ‾
-1
[Co(Cp)2]
0
[Fe(CO)4]2
-2
[Ni(CO)4]
0
[Re(CO)4]3
-3
Keterangan: b.o = bilangan oksidasi
Catatan: CO adalah ligan karbonil, Cp ligan siklopentadienil dan NO adalah ligan nitrosil. Ketiga ligan tersebut merupakan ligan netral.

Bilangan Koordinasi
           Pada senyawa kompleks banyaknya atom yang terikat pada atom pusat disebut bilangan koordinasi. Bilangan koordinasi tidak sama dengan bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi. Bilangan koordinasi biasanya 2 x bilangan oksidasi. Oleh sebab itu untuk unsur-unsur yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu akan memeiliki bilangan koordinasi lebih dari satu, hal ini biasanya terjadi pada unsur-unsur transisi.
             Untuk senyawa kompleks dengan ligan monodentat, bilangan koordinasi atom pusat adalah sama dengan jumlah ligan yang diikatnya. Bilangan koordinasi yang sering dijumpai pada senyawa kompleks adalah 4 dan 6.
C.     Garam Rangkap dan Garam Kompleks
Suatu senyawa adisi atau senyawa molekular terbentuk jika sejumlah stoikiometris dua atau lebih senyawa yang stabil direaksikan dan bergabung membentuk suatu senyawa yang baru. Pembentukan sejumlah senyawa adisi diberikan dalam beberapa contoh berikut :
               KCl + MgCl2 + 6H2O    à KCl.MgCl2.6H2O
                                                                         carnallite
K2SO4 + Al2(SO4)3 + 24H2O à K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O
                                                                           kalium alum                                                                 CuSO4 + 4NH3 + H2OàCuSO4.4NH3.H2O
                                                               tetraammintembaga(II) sulfat monohidrat
(NH4)2SO4 + FeSO4 + 6H2Oà FeSO4.(NH4)2SO4.6H2O
                                                                           Garam Mohr
                  `  Fe(CN)2 + 4KCN à Fe(CN)2.4KCN
                                                                    kalium ferosianida


Ada dua jenis senyawa adisi:
1.      garam rangkap
2.      garam kompleks
1.                  Garam Rangkap
Suatu garam rangkap cukup stabil dalam fase padatannya. Jika garam rangkap ini dilarutkan dalam air, maka garam ini akan terurai menjadi ion-ion penyusunnya.
Misalnya jika kristal carnallite dilarutkan dalam air, maka dalam larutan akan terdapat ion-ion penyusun kristal karnalit tersebut, yaitu K+, Mg+, dan Cl-.
2.                  Garam Kompleks

Berbeda dengan garam rangkap, jika garam kompleks dilarutkan ke dalam air, garam tersebut tidak akan terurai menjadi ion-ion sederhana dari unsur penyusunnya, tetapi terionisasi menjadi ion-ion kompleks. Misalnya saja jika senyawa CuSO4.4NH3.H2O dilarutkan dalam air, maka senyawa tersebut tidak akan terurai menjadi ion Cu2+, tetapi akan menghasilkan spesi terlarut berupa ion kompleks [Cu(H2O)2(NH3)4]2+ yang stabil. Senyawa-senyawa yang mengandung ion kompleks semacam ini disebut sebagai senyawa kompleks.